Jelaskan secara panjang ttg Mobilitas penduduk indonesia rendah dan hubungannya dg mslh kepndudukan
IPS
VRap
Pertanyaan
Jelaskan secara panjang ttg Mobilitas penduduk indonesia rendah dan hubungannya dg mslh kepndudukan
1 Jawaban
-
1. Jawaban Alingtan
b. Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yangtinggi tiap tahunnya.c. Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha, antara lain:a. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yangada. b. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolahsendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.c. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.d. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa(pelayanan)e. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahunselalu berkurang.2. Tingkat PendidikanPemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasionalsekolah (BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupundemikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saatini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia sebagai berikut :a. Rendahnya kualitas sarana fisik Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruantinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaanmedia belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. b. Rendahnya kualitas guruKeadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakanguru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. DataBalitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guruSD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikanke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8%yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkatsekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunyafaktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaranmerupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cerminkualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar padakualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.c. Rendahnya kesejahteraan guruRendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuatrendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang gurumenerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel.d. Rendahnya prestasi siswaDengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitasguru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjaditidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika danmatematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% darimateri bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkinkarena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikanSementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas.Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akanmenghambat pengembangan sumber daya manusia secarakeseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalahketidakmerataan tersebut.f. Mahalnya biaya pendidikan.Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakatuntuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikandari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecualitidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harusmurah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnyamembayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjaminakses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu