Bagaimana cara membuat buku/novel?
Seni
SabrinaMandasari
Pertanyaan
Bagaimana cara membuat buku/novel?
2 Jawaban
-
1. Jawaban YolandaBunga
1. Kamu harus tau cerita apa yang akan kamu ceritakan
2. Kamu harus menentukan alurnya
3. kamu harus menentukan judulnya
Itu kalo menurut aku, jadi maaf kalo salaah -
2. Jawaban distyhe
METODE 1
1. Temukan sebuah ide. Sebelum mulai menulis buku, Anda butuh ide cerita. Ide ini adalah benih buku Anda. Tapi, menemukan sebuah konsep bisa terasa sulit. Ide-ide biasanya berdatangan kalau Anda terbuka untuk mengalami banyak hal. Ya, cara terbaik untuk menemukan ide adalah pergi keluar rumah dan beraktivitas. Konsep awal bisa beragam bentuknya. Anda bisa menemukan sebuah ide untuk alur cerita yang belum spesifik. Boleh juga gambaran situasi dan latar, profil tokoh utama, atau bahkan ide-ide kecil yang belum berkembang. Sekasar apa pun, tiap ide bisa berubah jadi buku yang luar biasa.
2 Lakukan riset mengenai konsep. Begitu Anda menemukan konsep yang masih samar, mulailah menelitinya agar Anda memperoleh lebih banyak ide. Misalnya, Misalnya, Anda ingin menulis buku tentang anak-anak bermain gim video futuristik. Lakukan riset dengan mengunjungi pusat permainan arcade (misalnya Timezone), membaca inovasi terbaru gim, dan memainkan beberapa gim. Saat melakukan aktivitas-aktivitas ini, Anda mungkin saja menyaksikan atau mengalami hal-hal yang memberi gambaran, cerita Anda nantinya tentang apa. Pengalaman itu juga bisa Anda cantumkan dalam cerita.
3 Kembangkan konsep. Setelah menemukan ide-ide yang bisa dicantumkan dalam cerita, Anda pastilah ingin mengembangkan konsep itu. Buatlah konsep jadi makin kompleks. Kembangkan konsep itu hingga berakhir dengan kesimpulan logis. Pikirkan apa yang akan terjadi akibat serangkaian peristiwa, atau apa pun yang menjadikan ide-ide itu lebih kompleks. Konsep yang lebih berkembang akan membantu Anda membangun alur cerita. Untuk cerita kita mengenai gim video, misalnya, bisa dikembangkan dengan bertanya, siapa pembuat gim video futuristik? Mengapa mereka membuatnya? Apa yang terjadi pada para pemainnya?
4 Pertimbangkan pembaca. Ketika menemukan dan mengembangkan konsep, Anda perlu mempertimbangkan pembaca Anda. Untuk siapa Anda menulis buku itu? Beda orang, beda pula minatnya. Pengetahuan dan pengalaman tiap orang juga berbeda-beda, tergantung demografi. Pertimbangkan semua ini agar Anda paham bagaimana pengembangan alur cerita dan tokoh serta penulisan buku itu. Jangan batasi diri Anda. Walau buku itu tentang anak-anak bermain gim video, bukan berarti pembaca dewasa yang belum pernah memainkan gim video tidak bisa menikmatinya. Tapi, kalau Anda berniat menulis buku untuk pembaca yang belum pernah mengalami konten yang Anda tulis, Anda harus mendeskripsikan pengalaman-pengalaman para tokohnya dan menjabarkan topik itu sedemikian rupa sehingga mudah dipahami.
METODE 2
Merapikan Alur Cerita
1 Pilih struktur narasi. Di tahap awal penulisan buku, Anda perlu merapikan alur cerita. Anda tentu boleh menyisakan ruang untuk improvisasi saat mulai menulis, tapi menulis cerita tanpa rencana jarang membuahkan hasil. Mulailah dengan memilih struktur yang cocok bagi Anda. Teori penulisan mengajarkan, ada beberapa struktur narasi klasik, yang digunakan oleh sebagian besar karya sastra. Tapi, kebanyakan tidak saling kontradiktif. Malah bisa dikombinasikan. Dua struktur narasi utama adalah: Struktur babak: Biasanya digunakan dalam naskah drama dan film, struktur babak bisa dengan mudah diaplikasikan ke novel. Menurut teori struktur ini, cerita yang baik adalah yang dipecah jadi bagian-bagian yang mudah dikenali. Umumnya ada 3 bagian, tapi 2 atau 4 bagian juga lazim. Di struktur narasi 3 babak yang klasik, babak pertama memperkenalkan tokoh utama dan tokoh sekuender, latar, masalah yang harus diatasi, dan biasanya informasi latar belakang. Babak ini memuat 25% dari keseluruhan cerita. Babak kedua menjabarkan dan mengembangkan konflik. Babak ini biasanya mengandung titik alur di mana tokoh utama menghadapi kemunduran atau musibah besar. Inilah esensi cerita, dan biasanya memuat 50% dari keseluruhan cerita. Babak ketiga adalah kesimpulan, di mana sang pahlawan berhadapan dengan sang penjahat, dan cerita mencapai klimaks, diakhiri dengan satu atau serangkaian adegan yang memuaskan atau--setidaknya--berkurang tegangnya. Tiap babak biasanya bisa dipecah jadi 3 sub-bagian, masing-masing menghadirkan penggalan cerita.Monomyth atau Perjalanan Pahlawan: Teori struktur narasi ini diperkenalkan oleh Joseph Campbell. Menurutnya, hampir tiap cerita yang dilengkapi seorang pahlawan bisa disimpulkan jadi satu rangkaian pola dasar utama. Bermula dengan seorang pahlawan yang terpanggil untuk bertualang walau awalnya dia menolak beban itu. Sang pahlawan mendapat bantuan sebelum melintasi dunianya yang normal menuju dunia yang istimewa. Dia selalu dikenal terpikat petualangan (di mana dia merasa tersesat dan sendirian awalnya). Sang pahlawan kemudian melewati sejumlah ujian. Saat inilah dia biasanya bertemu tokoh-tokoh pembantu. Di akhir ujian dia mengalami perubahan pribadi yang signifikan. Sang pahlawan lantas berhadap-hadapan dengan antagonis utama, menang, dan pulang membawa hadiah yang dianugerahkan padanya.